Pengalaman Kuliah di IAID
PENGALAMAN KULIAH DI IAID CIAMIS
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Halo
teman-teman semuanya, terima kasih sudah mampir di blog saya, terima kasih sudah mau
membaca pengalaman saya kuliah di IAID Ciamis. Perkenalkan nama saya Ilham
Bachtiar semester 3 jurusan Pai
di Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Darussalam Ciamis. Saya
menjadi maba di IAID Ciamis pada tahun kemarin tahun 2022. Saya
sebenarnya tidak terlalu mengenal IAID Ciamis walaupun saya asli orang
Ciamis. Dan di situ saya mencoba untuk beradaptasi dan mencoba menghadapi
lingkungan-lingkungan yang baru walaupun tetap di Ciamis, pasti rasanya akan
berbeda karena tempat tinggal saya lumayan jauh dengan kampus, beda Kecamatan
ada sekitar 30 menitan untuk menuju kampus dari rumah saya.
Sebelum
kita masuk ke pembelajaran perkuliahan, ada acara terlebih dahulu
namanya Tamada (Taaruf Mahasiswa Darussalam). Nah di situ para dosen-dosen memperkenalkan bagaimana
kondisi lingkungan sekitar Darussalam, bagaimana pembelajaran di Darussalam,
bagaimana
peraturan-peraturan di Darussalam, bagaimana motto Darussalam, bagaimana tujuan ke depannya Darussalam,
bagaimana tujuan
mahasiswa ke depannya untuk bangsa Indonesia dari Darussalam, dan lain
sebagainya. Dan di situ saya mulai mengenal, mulai mengetahui apa tujuan, visi-misi Darussalam
dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Nah
acara tersebut berjalan selama 3 hari, di sana kita diperkenalkan dengan
organisasi-organisasi internal maupun eksternalnya, kita juga diperkenalkan
dengan Rektor IAID Ciamis dan juga diperkenalkan dengan pimpinan pondok pesantren
Darussalam Ciamis. Nah jangan khawatir bagi teman-teman yang penasaran dengan
acara Tamada tersebut karena tidak ada kasus perpeloncoan, tidak
ada kasus kekerasan oleh para kakak tingkat terhadap maba. di situ kita cuma
diberikan materi-materi oleh para dosen atau perkenalan tentang lingkungan
Darussalam, karena di sana bukan hanya kampus tapi juga menyatu
dengan pondok pesantrennya, jadi yang harus kita siapkan di sana adalah
pengetahuan kita, pikiran kita, fokus kita untuk menerima informasi dari
dosen-dosen yang menyampaikan
materinya kepada kita.
Kita juga di
situ diberi kesempatan untuk bertanya. Jika kita ingin mempertanyakan
sesuatu atau ada yang menjanggal di dalam hati kita atau ada yang kita
ingin ketahui dari Darussalam kita boleh bertanya di situ. Saya sarankan bagi
kalian yang ingin mengikuti Tamada atau menjadi maba di Darussalam. siapkan
pertanyaan kepada dosen-dosen yang kritis dan yang tajam,
karena di situ kita akan mendapatkan hadiah dari dosen-dosen tersebut, biasanya
yang saya alami itu kita akan mendapatkan buku.
Selama Tamada hari
pertama itu serasa sangat lama banget, serasa pengen segera ke hari
akhir, nah tapi kita mendapatkan teman baru dari acara Tamada tersebut, teman
baru tersebut ternyata jurusannya berbeda-beda dari kita, karena di dalam acara Tamada tersebut kita itu
dibagi kelompok atau dibagi barak (tempat tidur) dalam satu kelas. Nah dalam satu kelas tersebut setiap orang fakultasnya, jurusannya
itu berbeda-beda, jadi ketika masuk kuliah kita sudah mengenal beberapa
orang teman kita yang berbeda dari jurusan kita, dan juga berbeda dari fakultas
kita, karena fakultas Tarbiyah dan fakultas yang lainnya itu tempatnya
berbeda jauh. Jadi bagi teman-teman yang ingin mengukuti Tamada jangan
khawatir, di acara tersebut kita seperti masuk pondok pesantren selama 3
hari. Di pagi, siang dan malam kita terus belajar selama 3 hari tersebut. Jadi siapkan
pikiran kita, siapkan tenaga kita, siapkan mental kita agar menambah wawasan dan mengasah pola pikir kita.
Jujur
saja saya sebenarnya awalnya tidak ada niatan untuk kuliah di IAID Ciamis. Awalnya saya itu
berniat untuk kuliah di Universitas Galuh di Ciamis, awalnya itu
ingin masuk jurusan Matematika. Kenapa saya ingin masuk jurusan matematika? Karena sebelum
saya kuliah saya itu kerja terlebih dahulu di salah satu perusahaan swasta di
Cikarang. Pada waktu interview oleh HRD saya itu dipuji dengan nilai matematika saya
yang tinggi di dalam raport saya. Sehingga pada waktu itu saya berpikir setelah saya setahun bekerja
di sini saya mau keluar dan saya mau kuliah masuk ke jurusan matematika. Saya
ingin mengembangkan kelebihan saya dalam hal belajar, karena disitu saya sadar
ternyata kelebihan saya itu dalam pelajaran matematika. Apalagi waktu itu ada
Jerome Pollin yang jago dalam matematika di youtubenya, sehingga banyak pemuda-pemuda yang berantusias belajar
matematika, karena kelihatannya belajar matematika itu mudah dan seru.
Waktu
itu saya juga terpincut dan ingin masuk mempelajari matematika lebih dalam
lagi. Tetapi karena beberapa pertimbangan yang saya lakukan, karena waktu itu
juga saya pernah mondok di salah satu pesantren di Ciamis. Dan ketika saya
bekerja ternyata saya itu serasa jauh dari Tuhan, nah ketika saya masuk kuliah ingin memperdekatkan lagi hubungan
saya dengan Tuhan. Sehingga saya memilih kuliah di IAID Ciamis karena di sana
tempat pesantren dan juga lingkungannya lingkungan pesantren. Pasti saya di
sana akan mendapatkan teman-teman yang lebih baik daripada saat saya berada
lingkungan kerja. Dan benar saja ketika saya masuk pertama kali ke kelas, dan
pada waktu itu kita perkenalan terlebih dahulu di mata kuliah pertama. Hampir 95%
semuanya itu adalah alumni pondok pesantren. nah di situ saya
yakin bahwa khususnya di lingkungan kelas ini pasti lingkungannya baik-baik,
apalagi di lingkungan seluruh pondok pesantren pasti lingkungannya jauh lebih
baik lagi, daripada yang telah saya alami di luar lingkungan ini atau di
lingkungan kerja.
Dan
tidak terasa waktu itu berasa begitu cepat, dan sekarang saya sudah masuk di
semester ketiga, dan menulis pengalaman kuliah saya di sini. Sebenarnya tidak ada yang spesial kuliah di
sini, sama seperti mahasiswa lainnya kuliah belajar bersama. Namun yang berbeda
kita berada di lingkungan pesantren, apalagi banyak mahasiswanya yang sudah
mengajar di sekolah maupun di pesantren. Sehingga secara tidak sadar kita itu
bergaul dengan ustadz-ustadz yang luar biasa ilmunya, selama kita mau
berdiskusi dengan mereka kita bisa sharing berbagi pengalaman, apalagi
bercerita kepada orang yang sudah menikah. Itu akan menjadi awal persiapan saya
untuk menikah di masa depan.